LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PENGUJIAN ENZIM AMILASE
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
Fisiologi Hewan)
Di susun oleh :
Yoga gunawan 12542005
Gilang ramadan 12542003
Denis alvis saputra 12541042
Dini yulistria 12541053
Teguh pribadi 12541045
Sofi sopiah 12541039
Ahmad safari
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT
PENCERNAAN MAKANAN
UJI
ENZIM AMILASE
A. TUJUAN PENELITIAN
Untuk
mengetahui kadar enzim dalam saliva dan
kinerja enzim pada suhu tertentu.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat
:
·
Tabung reaksi sebanyak
6 buah
·
Pipet tetes
·
Gelas kimia 5 buah
·
Gelas ukur
·
Pembakar spirtus
·
Stopwatch
·
Tisu penyaring
·
Thermometer
Bahan
:
·
Saliva (Air liur)
50 ml
·
Amilum
·
Larutan Benedik
C. DASAR TEORI
Tubuh manusia
menghasilkan berbagai macam enzim yang tersebar di berbagai bagian dan memiliki
fungsi tertentu.enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia
organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya
menjadi molekul lain yang disebut produk. Sebagian besar enzim bekerja secara
khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam
senyawa atau reaksi kimia.
Kerja
enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama : substrat, suhu, keasaman
dll. Tiap enzim memerlukan suhu dan ph optimum yang berbeda beda, karena enzim
adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman
berubah atau enzim akan mengalami kerusakan sehingga enzim akan kehilangan
fungsinya.
Salah
satu enzim yang pertama dan penting dalam sisitem pencernaan manusia adalah
enzim ptialin yang hanya bekerja untuk enzim amilase. Di dalm rongga mulut
bermuara tiga pasang glandula :
Glandula parotis ,merupakan kelanjar dekat telinga, menykresikan ludah yang mengandung enzim ptialin.
Glandula submaksilaris merupakan kelenjar ludah dibawah rahang atas, menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir
Glandula submandibularis , merupakan kelenjar ludah dibawah lidah, juga menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir.
Glandula parotis ,merupakan kelanjar dekat telinga, menykresikan ludah yang mengandung enzim ptialin.
Glandula submaksilaris merupakan kelenjar ludah dibawah rahang atas, menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir
Glandula submandibularis , merupakan kelenjar ludah dibawah lidah, juga menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir.
Saliva
manusia merupakan hasil sekresi dari kelenjar parotis (25%),
kelenjarsubmaksilaris (70%), dan kelenjar submandibularis (5%). Ketiga kelenjar
tersebut menghasilkan ± 2,5 liter ludah setiap hari. Saliva atau air liur
ini dikeluarkan bila ada rangsang, misalnya dikunyahnya makanan di mulut.
Saliva mengandung enzim pencerna yaitu Amilase .selain itu , saliva mengandung air, glikoprotein dan
musin yang bekerja sebagai pelumas atau hidrolisis awal pada waktu mengunyah dan menelan makanan.
Amilase yang terkandung dalam saliva adalah amilase liur yang mampu membuat polisakarid (pati) dan glikogen dihidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain
Amilase yang terkandung dalam saliva adalah amilase liur yang mampu membuat polisakarid (pati) dan glikogen dihidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain
D. LANGKAH KERJA
1. Gelas kimia disiapkan , kemudian diisi dengan
air ludah (Saliva) sebanyak 50ml
2. Masukan Aquades ke dalam 3 gelas kimia sampai volume 100
ml, simpan diatas penyangga kemudian panaskan 2 gelas kimia dengan pembakar
spirtus dan atur suhu dengan thermometer sebagaimana yang telah ditentukan :
·
Gelas pertama dipanaskan sampai suhu pada kisaran
37-380C,
·
Gelas kedua
dipanaskan sampai suhu pada kisaran > 80º
·
Gelas ketiga di diamkan sesuai suhu ruangan atau suhu awal
aquades
3.
Selama memansakan, ambil 6 tabung reaksi dan masukan amilum kedalam
masing-masing tabung sebanyak 5 ml.
4.
Kemudian saring saliva dengan kertas saring untuk memisahkan cairan saliva
dengan kotorannya .
5.
Setelah suhu diatur, kemudian masukkan 2 tabung reaksi kedalam tabung kimia
yang sudah berisi aquades dengan suhu 37-38º C, 2 tabung reaksi kedalam tabung
kimia yang sudah berisi aquades dengan suhu >80º C dan 2 tabung reaksi
kedalam tabung kimia yang sudah berisi aquades dengan suhu ruangan atau suhu
awal aquades.
Diamkan selama 10 menit supaya amilum dapat menyesuaikan dengan suhu .
Diamkan selama 10 menit supaya amilum dapat menyesuaikan dengan suhu .
|
|
6.
Setelah 10 menit, teteskan air ludah dengan pipet tetes sebanyak 15 tetes pada
masing masing tabung reaksi dan 2 tetes larutan benedik. Tetap atur suhu kedua
gelas kimia tersebut dengan cara mengatur api yang ada pada pembakar spirtus.
7.
Diamkan selama 5 menit dan catat perubahan warnanya.
Lakukan penambahan larutan benedik sebanyak 2 tetes pada 5 menit selanjutnya, (Laukan hal ini sebanyak 10 X) dan catat perubahan warna pada larutan yang ada didalam tabung reaksi.
Lakukan penambahan larutan benedik sebanyak 2 tetes pada 5 menit selanjutnya, (Laukan hal ini sebanyak 10 X) dan catat perubahan warna pada larutan yang ada didalam tabung reaksi.
E. HASIL PENGAMATAN
|
|
|
Suhu
|
|
|
|
||
Waktu
|
|
24ºC
|
|
37º-38ºC
|
|
≥ 80ºC
|
||
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung 4
|
Tabung 5
|
Tabung 6
|
||
5 menit 1
|
β , +
|
β , +
|
β , +
|
β , +
|
+ , ≤
|
+
|
||
5 menit 2
|
β , @
|
β , @
|
β , + , ±
|
β , + , ±
|
≤ , ± , ®
|
+ , ±
|
||
5 menit 3
|
β , @ , ±
|
β , @ , ±
|
β , + , ±
|
β , + , ±
|
≥ , ± , @
|
+ , ±
|
||
5 menit 4
|
β , @ , ±
|
β , @ , ±
|
β , @ , ±
|
β , @ , ±
|
≤ , # , ®
|
≥ , ± , +
|
||
5 menit 5
|
β , @ , ±
|
β , @ , ±
|
β , @ , ±
|
β , @ , ±
|
≤ , * , ® , @
|
≥ , $ , @
|
||
5 menit 6
|
β , @ , ±
|
β , @ , ±
|
@ , ±
|
@ , ±
|
≤ , * , ≠
|
≥ , * , @
|
||
5 menit 7
|
β , @ , ±
|
β , @ , ±
|
@ , ±
|
@ , ±
|
≥ , #
|
@ , * , +
|
||
5 menit 8
|
β , @ , ±
|
β , @ , ±
|
µ , ±
|
µ , ±
|
≥ , # , ©
|
@ , #
|
||
5 menit 9
|
β , @ , ±
|
β , @ , ±
|
µ , ±
|
µ , ±
|
≥ , # , ∞
|
@ , #
|
||
5 menit 10
|
β , @ , ±
|
β , @ , ±
|
µ , ±
|
µ , ±
|
© , # , ∞
|
@ , # ∞
|
||
Keterangan :
(+) = Biru tua / Pekat
(@) = Biru Muda
(µ) = Biru Pudar
(β ) = Putih
(±) = Gumpalan Putih
(#) = Gumpalan Cokelat Tua / Pekat
(*) = Gumpalan Cokelat Muda
($) = Gumpalan Putih Keabu-abuan
(≤) = Kuning
(≥) = Kuning Muda
(©) = Kuning Kehijau-hijauan
(®) = Hijau
(≠ ) = Hijau Kekuning-kuningan
(∞) = Cokelat Kekuning-kuningan
(@) = Biru Muda
(µ) = Biru Pudar
(β ) = Putih
(±) = Gumpalan Putih
(#) = Gumpalan Cokelat Tua / Pekat
(*) = Gumpalan Cokelat Muda
($) = Gumpalan Putih Keabu-abuan
(≤) = Kuning
(≥) = Kuning Muda
(©) = Kuning Kehijau-hijauan
(®) = Hijau
(≠ ) = Hijau Kekuning-kuningan
(∞) = Cokelat Kekuning-kuningan
E. PEMBAHASAN
Untuk
pembahasan pada praktikum ini dengan menggunakan 6 buah tabung reasksi yang
berisi amilum , saliva , serta larutan benedik dan di tempatkan pada suhu yang
berbeda , diantaranya 2 pada suhu 24ºC , 2 pada suhu 37-38ºC dan 2 pada suhu
≥80ºC adalah :
·
Pada suhu 24ºC
Keadaan dan warna kedua tabung reaksi pada 5 menit awal berwarna putih dibagian atas dan warna biru pekat dibagian bawah , kemudaian 5 menit ke dua warnanya mengalami sedikit perubahan menjadi warna putih dibagian atas dan biru muda dibagian bawah.
Keadaan dan warna kedua tabung reaksi pada 5 menit awal berwarna putih dibagian atas dan warna biru pekat dibagian bawah , kemudaian 5 menit ke dua warnanya mengalami sedikit perubahan menjadi warna putih dibagian atas dan biru muda dibagian bawah.
Untuk 5 menit ke
tiga juga mengalami perubahan warna menjadi warna putih dibagian atas, biru
muda dibagian tengah dan terdapat gumpalan putih pada bagian bawah . Perubahan
ini berlaku secara konstan dari 5 menit ke tiga sampai 5 menit ke sepuluh , tetapi
warna biru muda semakin berkurang atau pudar sedikit sehingga terlihat
mendekati warna putih .
·
Pada suhu 37-38ºC
Keadaan dan warna
kedua tabung reaksi pada 5 menit awal memiliki berwarna putih pada bagian atas
dan biru tua / pekat pada bagian bawah. Kemudian pada 5 menit kedua dan ketiga
, warna tabung masih tetap biru pekat dan putih tetapi pada bagian bawah
terdapat gumpalan berwarna putih.
Pada 5 menit ke empat dan ke lima : terjadi perubahan warna , dari warna biru pekat menjadi warna biru muda . Kemudian pada 5 menit ke enam dan tujuh tabung reaksi berwarna biru muda dengan gumpalan putih dibawahnya. Dan pada 5 menit ke tujuh sampai 5 menit ke sepuluh , tabung reaksi berwarna biru pudar dan sedikit mendekati warna putih dengan gumpalan putih yang masih ada di bagian bawahnya.
Pada 5 menit ke empat dan ke lima : terjadi perubahan warna , dari warna biru pekat menjadi warna biru muda . Kemudian pada 5 menit ke enam dan tujuh tabung reaksi berwarna biru muda dengan gumpalan putih dibawahnya. Dan pada 5 menit ke tujuh sampai 5 menit ke sepuluh , tabung reaksi berwarna biru pudar dan sedikit mendekati warna putih dengan gumpalan putih yang masih ada di bagian bawahnya.
·
Pada suhu ≥80ºC
Pada suhu ini kedua
tabung mengalami perubahan warna yang tidak sama .
Ø Pada 5 menit pertama , tabung 5 yang disimpan pada suhu
≥80ºC mengalami perubahan warna dari
warna biru menjadi warna biru tua dan kuning. Tetapi tabung 6 pada 5 menit
pertama tidak mengalami perubahan (warnanya biru pekat)
Ø Pada 5 menit kedua , tabung reaksi 5 mengalami perubahan menjadi
warna kunig dibagian atas , gumpalan putih dibagian tengah dan warna hijau
dibagian bawah. Dan pada tabung 6 terdapat warna biru pekat dan gumpalan putih
.
Ø Pada 5 menit ketiga , warna tabung 5 berubah menjadi
warna kuning muda dibagian atas , gumpalan puith dibagian tengah dan biru muda
dibagian bawah . tetapi pada tabung 6 warnanya masih sama dengan keadaan saat
menit ke dua.
Ø Pada 5 menit ke empat , warna tabung 5 mengalami
perubahan warna menjadi warna kuning di bagian atas , gumpalan cokelat tua
dibagian tengan dan hijau dibagian bawah .
Dan pada tabung 6
warnanya menjadi kuning muda dibagian atas , gumpalan putih , dan biru pekat
dibagian bawah.
Ø Pada 5 menit ke lima , tabung reaksi 5 juga mengalami
perubahan warna menjadi earna kuning , gumpalan cokelat muda , hijau dan biru
muda . pada tabung 6 berwarna kuning muda , putih keabu-abuan dan biru muda.
Ø Pada 5 menit ke enam , tabung 5 berwarna kuning ,
gumpalan cokelat muda dan hijau kekuning-kuningan . dan pada tabung 6 berwarna
kuning muda , gumpalan cokelat muda dan biru muda .
Ø Pada 5 menit ke tujuh , tabung 5 berwarna kuning muda dan
gumpalan cokelat tua . Dan pada tabung 6 berwarna biru muda dibagian atas ,
gumpalan cokelat dibagian tengah dan biru tua dibagian bawah.
Ø Pada 5 menit ke delapan , tabung reaksi 5 berwarna kuning
muda , gumpalan cokelat tua dan kuning kehijau-hijau . Dan pada tabung 6
berwarna biru muda dan gumpalan cokelat tua / pekat
Ø Pada 5 menit ke sembilan , tabung 5 berwarna kuning muda
, gumpalan cokelat tua dan cokelat kekuning-kunigan . Dan pada tabung 6
berwarna biru muda dan gumpalan cokelat tua / pekat
Ø Pada 5 menit ke sepuluh, tabung 5 berwarna kuning
kehijau-hijauan , gumpalan coklat tua dan coklat kekuning-kuningan. Dan pada
tabung 6
berwarna biru muda
dan gumpalan cokelat tua / pekat , dan berwarna cokelat kekuning-kuningan.
Foto – foto saat percobaan dari tabung yang
disimpan pada 3 suhu yang berbeda
|
|
|
|
Enzim
tersusun atas protein , oleh karena itu suhu sangat berpengaruh dalam kinerja
enzim . Pada suhu 24ºC , enzim mengalami kinerja yang kurang optimal dengan
ditandai tidak berubahnya warna menjadi putih pada tabung reaksi .
Pada suhu 37º-38ºC seharusnya enzim memiliki kemampuan optimal untuk bekerja dan mencapai titik akromatiknya, namun hasil pada percobaan kali ini kurang begitu optimal dan warna akhir pada tabung reaksi yang seharusnya berwarna putih tetapi malah berwarna biru pudar dan sedikit mendekati warna putih dengan gumpalan putih yang masih ada di bagian bawahnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal , seperti saringan air liur yang kurang sempurna , saat penetesan larutan benedik yang kurang teliti dan lain sebagainya.
Dan pada suhu ≥80ºC enzim juga akan kehilangan aktivitasnya karena suhu yang tinggi dengan ditandai perubahan warna yang seharusnya berwarna putih tetapi tabung reaksi berwarna kuning kehijau-hijauan , gumpalan coklat tua dan coklat kekuning-kuningan .
Pada suhu 37º-38ºC seharusnya enzim memiliki kemampuan optimal untuk bekerja dan mencapai titik akromatiknya, namun hasil pada percobaan kali ini kurang begitu optimal dan warna akhir pada tabung reaksi yang seharusnya berwarna putih tetapi malah berwarna biru pudar dan sedikit mendekati warna putih dengan gumpalan putih yang masih ada di bagian bawahnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal , seperti saringan air liur yang kurang sempurna , saat penetesan larutan benedik yang kurang teliti dan lain sebagainya.
Dan pada suhu ≥80ºC enzim juga akan kehilangan aktivitasnya karena suhu yang tinggi dengan ditandai perubahan warna yang seharusnya berwarna putih tetapi tabung reaksi berwarna kuning kehijau-hijauan , gumpalan coklat tua dan coklat kekuning-kuningan .
F . KESIMPULAN
Setelah
melakukan penelitian kali ini , kami dapat menyimpulkan bahwa enzim amilase
yang terdapat pada air liur dapat membantu dalam proses pemecahan pati menjadi
maltosa . Dan kami juga dapat menyimpulkan bahwa suhu dapat berpengaruh dalam
proses kinerja enzim . Suhu terlalu tinggi akan mengakibatkan enzim mengalami
denaturasi dan tidak dapat bekerja secara optimal . Kemudian kami juga dapat
menyimpulkan bahwa Suhu yang tepat untuk kinerja enzim amilase berada diantara
37º-38ºC untuk mencapai titik akromatiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Imas.2010. Pengaruh Ph dan Temperatur terhadap Aktivitas enzim Amilase
Panil Z.2004.MemahamiTeori dan Praktek Biokimia Dasar. Jakarta