Rabu, 29 Oktober 2014

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN TENTANG PENGUJIAN ENZIM AMILASE

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PENGUJIAN ENZIM AMILASE
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Fisiologi Hewan)

Di susun oleh :
Yoga gunawan 12542005
Gilang ramadan 12542003
Denis alvis saputra 12541042
Dini yulistria 12541053
Teguh pribadi 12541045
Sofi sopiah 12541039
Ahmad safari







SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT









PENCERNAAN MAKANAN
UJI ENZIM AMILASE

A. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui kadar enzim dalam saliva dan kinerja enzim pada suhu tertentu.

            B. ALAT DAN BAHAN
                        Alat :
·         Tabung reaksi sebanyak 6 buah
·         Pipet tetes
·         Gelas kimia 5 buah
·         Gelas ukur
·         Pembakar spirtus
·         Stopwatch
·         Tisu penyaring
·         Thermometer

Bahan :
·         Saliva (Air liur) 50 ml
·         Amilum
·         Larutan Benedik 

C. DASAR TEORI
      Tubuh manusia menghasilkan berbagai macam enzim yang tersebar di berbagai bagian dan memiliki fungsi tertentu.enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama : substrat, suhu, keasaman dll. Tiap enzim memerlukan suhu dan ph optimum yang berbeda beda, karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah atau enzim akan mengalami kerusakan sehingga enzim akan kehilangan fungsinya. 
Salah satu enzim yang pertama dan penting dalam sisitem pencernaan manusia adalah enzim ptialin yang hanya bekerja untuk enzim amilase. Di dalm rongga mulut bermuara tiga pasang glandula :
Glandula parotis ,merupakan kelanjar dekat telinga, menykresikan ludah yang mengandung enzim ptialin.
Glandula submaksilaris merupakan kelenjar ludah dibawah rahang atas, menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir
Glandula submandibularis , merupakan kelenjar ludah dibawah lidah, juga menyekresikan ludah yang mengandung air dan lend
ir.
Saliva manusia merupakan hasil sekresi dari kelenjar parotis (25%), kelenjarsubmaksilaris (70%), dan kelenjar submandibularis (5%). Ketiga kelenjar tersebut menghasilkan ± 2,5 liter ludah setiap hari. Saliva atau air liur ini dikeluarkan bila ada rangsang, misalnya dikunyahnya makanan di mulut. Saliva mengandung enzim pencerna yaitu Amilase .selain  itu , saliva mengandung air, glikoprotein dan musin yang bekerja sebagai pelumas atau hidrolisis awal pada waktu  mengunyah dan menelan makanan.
Amilase yang terkandung dalam saliva adalah amilase liur yang mampu membuat polisakarid (pati) dan glikogen dihidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain 

D. LANGKAH KERJA
1.    Gelas kimia disiapkan , kemudian diisi dengan air ludah (Saliva) sebanyak 50ml



2.    Masukan Aquades ke dalam 3 gelas kimia sampai volume 100 ml, simpan diatas penyangga kemudian panaskan 2 gelas kimia dengan pembakar spirtus dan atur suhu dengan thermometer sebagaimana yang telah ditentukan :
·         Gelas pertama dipanaskan sampai suhu pada kisaran 37-380C,
·         Gelas kedua dipanaskan sampai suhu pada kisaran > 80º
·         Gelas ketiga di diamkan sesuai suhu ruangan atau suhu awal aquades

3. Selama memansakan, ambil 6 tabung reaksi dan masukan amilum kedalam masing-masing tabung sebanyak 5 ml.


4. Kemudian saring saliva dengan kertas saring untuk memisahkan cairan saliva dengan kotorannya .
5. Setelah suhu diatur, kemudian masukkan 2 tabung reaksi kedalam tabung kimia yang sudah berisi aquades dengan suhu 37-38º C, 2 tabung reaksi kedalam tabung kimia yang sudah berisi aquades dengan suhu >80º C dan 2 tabung reaksi kedalam tabung kimia yang sudah berisi aquades dengan suhu ruangan atau suhu awal aquades.
Diamkan selama 10 menit supaya amilum dapat menyesuaikan dengan suhu .



6. Setelah 10 menit, teteskan air ludah dengan pipet tetes sebanyak 15 tetes pada masing masing tabung reaksi dan 2 tetes larutan benedik. Tetap atur suhu kedua gelas kimia tersebut dengan cara mengatur api yang ada pada pembakar spirtus.
7. Diamkan selama 5 menit dan catat perubahan warnanya.
Lakukan penambahan larutan benedik sebanyak 2 tetes pada 5 menit selanjutnya,  (Laukan hal ini sebanyak 10 X)  dan catat perubahan warna pada larutan yang ada didalam tabung reaksi.

E. HASIL PENGAMATAN



Suhu



Waktu

24ºC

37º-38ºC

≥ 80ºC

Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
Tabung 6
5 menit 1
β , +
β , +
β , +
β , +
+ , ≤
+
5 menit 2
β , @
β , @
β , + , ±
β , + , ±
≤ , ± , ®
+ , ±
5 menit 3
β , @ , ±
β , @ , ±
β , + , ±
β , + , ±
≥ , ± , @
+ , ±
5 menit 4
β , @ , ±
β , @ , ±
β , @ , ±
β , @ , ±
≤ , # , ®
≥ , ± , +
5 menit 5
β , @ , ±
β , @ , ±
β , @ , ±
β , @ , ±
≤ , * , ® , @
≥ , $ , @
5 menit 6
β , @ , ±
β , @ , ±
@ , ±
@ , ±
≤ , * , ≠
≥ , * , @
5 menit 7
β , @ , ±
β , @ , ±
@ , ±
@ , ±
≥ , #
@ , * , +
5 menit 8
β , @ , ±
β , @ , ±
 µ , ±
  µ , ±
≥ , # , ©
@ , #
5 menit 9
β , @ , ±
β , @ , ±
  µ , ±
  µ , ±
≥ , # , ∞
@ , #
5 menit 10
β , @ , ±
β , @ , ±
µ , ±
 µ , ±
© , # , ∞
@ , # ∞










Keterangan :
(+)    = Biru tua / Pekat
(@)   = Biru Muda
(µ)     = Biru Pudar
(β )   = Putih
(±)    = Gumpalan Putih
(#)    = Gumpalan Cokelat Tua / Pekat
(*)    = Gumpalan Cokelat Muda
($)    = Gumpalan Putih Keabu-abuan
(≤)    = Kuning
(≥)    = Kuning Muda
(©)   = Kuning Kehijau-hijauan
(®)   = Hijau
(≠ )   = Hijau Kekuning-kuningan
(∞)   = Cokelat Kekuning-kuningan
         
E. PEMBAHASAN
         Untuk pembahasan pada praktikum ini dengan menggunakan 6 buah tabung reasksi yang berisi amilum , saliva , serta larutan benedik dan di tempatkan pada suhu yang berbeda , diantaranya 2 pada suhu 24ºC , 2 pada suhu 37-38ºC dan 2 pada suhu ≥80ºC adalah :
·   Pada suhu 24ºC
Keadaan dan warna kedua tabung reaksi pada 5 menit awal berwarna putih dibagian atas dan warna biru pekat dibagian bawah , kemudaian 5 menit ke dua warnanya mengalami sedikit perubahan menjadi warna putih dibagian atas dan biru muda dibagian bawah.
Untuk 5 menit ke tiga juga mengalami perubahan warna menjadi warna putih dibagian atas, biru muda dibagian tengah dan terdapat gumpalan putih pada bagian bawah . Perubahan ini berlaku secara konstan dari 5 menit ke tiga sampai 5 menit ke sepuluh , tetapi warna biru muda semakin berkurang atau pudar sedikit sehingga terlihat mendekati warna putih .

·   Pada suhu 37-38ºC
Keadaan dan warna kedua tabung reaksi pada 5 menit awal memiliki berwarna putih pada bagian atas dan biru tua / pekat pada bagian bawah. Kemudian pada 5 menit kedua dan ketiga , warna tabung masih tetap biru pekat dan putih tetapi pada bagian bawah terdapat gumpalan berwarna putih.
Pada 5 menit ke empat dan ke lima : terjadi perubahan warna , dari warna biru pekat menjadi warna biru muda .  Kemudian pada 5 menit ke enam dan tujuh tabung reaksi berwarna biru muda dengan gumpalan putih dibawahnya. Dan pada 5 menit ke tujuh sampai 5 menit ke sepuluh , tabung reaksi berwarna biru pudar dan sedikit mendekati warna putih  dengan gumpalan putih yang masih ada di bagian bawahnya.

·   Pada suhu ≥80ºC
Pada suhu ini kedua tabung mengalami perubahan warna yang tidak sama .
Ø  Pada 5 menit pertama , tabung 5 yang disimpan pada suhu ≥80ºC  mengalami perubahan warna dari warna biru menjadi warna biru tua dan kuning. Tetapi tabung 6 pada 5 menit pertama tidak mengalami perubahan (warnanya biru pekat)
Ø  Pada 5 menit kedua , tabung reaksi 5 mengalami perubahan menjadi warna kunig dibagian atas , gumpalan putih dibagian tengah dan warna hijau dibagian bawah. Dan pada tabung 6 terdapat warna biru pekat dan gumpalan putih .
Ø  Pada 5 menit ketiga , warna tabung 5 berubah menjadi warna kuning muda dibagian atas , gumpalan puith dibagian tengah dan biru muda dibagian bawah . tetapi pada tabung 6 warnanya masih sama dengan keadaan saat menit ke dua.
Ø  Pada 5 menit ke empat , warna tabung 5 mengalami perubahan warna menjadi warna kuning di bagian atas , gumpalan cokelat tua dibagian tengan dan hijau dibagian bawah .
Dan pada tabung 6 warnanya menjadi kuning muda dibagian atas , gumpalan putih , dan biru pekat dibagian bawah.
Ø  Pada 5 menit ke lima , tabung reaksi 5 juga mengalami perubahan warna menjadi earna kuning , gumpalan cokelat muda , hijau dan biru muda . pada tabung 6 berwarna kuning muda , putih keabu-abuan dan biru muda.
Ø  Pada 5 menit ke enam , tabung 5 berwarna kuning , gumpalan cokelat muda dan hijau kekuning-kuningan . dan pada tabung 6 berwarna kuning muda , gumpalan cokelat muda dan biru muda .
Ø  Pada 5 menit ke tujuh , tabung 5 berwarna kuning muda dan gumpalan cokelat tua . Dan pada tabung 6 berwarna biru muda dibagian atas , gumpalan cokelat dibagian tengah dan biru tua dibagian bawah.
Ø  Pada 5 menit ke delapan , tabung reaksi 5 berwarna kuning muda , gumpalan cokelat tua dan kuning kehijau-hijau . Dan pada tabung 6 berwarna biru muda dan gumpalan cokelat tua / pekat
Ø  Pada 5 menit ke sembilan , tabung 5 berwarna kuning muda , gumpalan cokelat tua dan cokelat kekuning-kunigan . Dan pada tabung 6 berwarna biru muda dan gumpalan cokelat tua / pekat
Ø  Pada 5 menit ke sepuluh, tabung 5 berwarna kuning kehijau-hijauan , gumpalan coklat tua dan coklat kekuning-kuningan. Dan pada tabung 6 
berwarna biru muda dan gumpalan cokelat tua / pekat , dan berwarna cokelat kekuning-kuningan.
   Foto – foto saat percobaan dari tabung yang disimpan pada 3 suhu yang berbeda








         Enzim tersusun atas protein , oleh karena itu suhu sangat berpengaruh dalam kinerja enzim . Pada suhu 24ºC , enzim mengalami kinerja yang kurang optimal dengan ditandai tidak berubahnya warna menjadi putih pada tabung reaksi .
Pada suhu 37º-38ºC seharusnya enzim memiliki kemampuan optimal untuk bekerja dan mencapai titik akromatiknya, namun hasil pada percobaan kali ini kurang begitu optimal dan warna akhir pada tabung reaksi yang seharusnya berwarna putih tetapi malah berwarna biru pudar dan sedikit mendekati warna putih  dengan gumpalan putih yang masih ada di bagian bawahnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal , seperti saringan air liur yang kurang sempurna , saat penetesan larutan benedik yang kurang teliti dan lain sebagainya.
Dan pada suhu ≥80ºC enzim juga akan kehilangan aktivitasnya karena suhu yang tinggi dengan ditandai perubahan warna yang seharusnya berwarna putih tetapi tabung reaksi berwarna kuning kehijau-hijauan , gumpalan coklat tua dan coklat kekuning-kuningan .

F . KESIMPULAN
         Setelah melakukan penelitian kali ini , kami dapat menyimpulkan bahwa enzim amilase yang terdapat pada air liur dapat membantu dalam proses pemecahan pati menjadi maltosa . Dan kami juga dapat menyimpulkan bahwa suhu dapat berpengaruh dalam proses kinerja enzim . Suhu terlalu tinggi akan mengakibatkan enzim mengalami denaturasi dan tidak dapat bekerja secara optimal . Kemudian kami juga dapat menyimpulkan bahwa Suhu yang tepat untuk kinerja enzim amilase berada diantara 37º-38ºC untuk mencapai titik akromatiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Imas.2010. Pengaruh Ph dan Temperatur terhadap Aktivitas enzim Amilase
Panil Z.2004.MemahamiTeori dan Praktek Biokimia Dasar. Jakarta