LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PROSES PENCERNAAN MAKANAN PADA (Paramecium sp)
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Fisiologi Hewan)
Di susun oleh :
Yoga gunawan 12542005
Gilang ramadan 12542003
Denis alvis saputra 12541042
Dini yulistria 12541053
Teguh pribadi 12541045
Sofi sopiah 12541039
Ahmad safari
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT
A. TUJUAN
PENELITIAN
Untuk
mengetahui proses pencernaan makanan pada
Paramecium sp , dan mengetahui arah pergerakan vakuola pada paramecium sp.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat
:
·
Mikroskop
·
Pipet tetes
·
Gelas ukur
·
Pembakar spirtus
·
Spatula
·
Thermometer
·
Kaki segitiga
·
Kaca objek dan
cover glas
·
Kapas
·
Gelas kimia
·
Kasa asbes
Bahan :
·
Air Rendaman Jerami
·
Larutan ragi
·
Congo Red
C. DASAR TEORI
Hewan menggunakan berbagai cara untuk memperoleh makanan. Beberapa hewan
mengintai, mengejar, memukul, menangkap, dan membunuh. Bagi spesies hewan
menempel (sesil), dalam mendapatkan makanan terpaksa harus menggunakan cara
yang lebih halus, seperti mengabsorpsi melalui permukaan tubuh, menyaring
makanannya atau menjebak.
Beberapa protozoa dan invertebrata yang hidup bebas ada yang menggunakan permukaan tubhnya untuk megambil makanan dari medium di sekitarnya. Molekul –molekul kecil seperti asam amino diambil dari medium encer di sekitarnya dengan mekanisme transpor aktif, sedangkan molekul –molekul yang lebih besar atau partikel – partikel diambil melalui proses endositosis.
Dan pada salah satu anggota dari fillum protozoa, yaitu paramecium. Paramecium merupakan organisme dari kelas Cilliata, filum Protozoa. Paramecium dicirikan dengan adanya silia yang berfungsi sebagai alat gerak. Paramecium berhabitat di air tawar dan mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk . Untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan makanan dalam paramecium, biasanya dilakukan suatu praktikum sederhana yang diawali dengan pembuatan sediaan makanan paramecium yang berupa ragi . Selanjutnya, pada sediaan makanan ditambahkan Congo Red. Congo Red merupakan indikator Ph yang dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan Ph pada saat terjadi proses pencernaan makanan dalam vakuola makanan paramecium berdasarkan pada perubahan warna yang ditimbulkan. Congo red memiliki sifat asam dengan Ph antara 3 – 5,2. Pada Ph 5, Congo Red akan berwarna ungu dan akan berwarna biru pada Ph dibawah 3.
Pada paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan mengedarannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk.
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Dalam praktikum dengan menggunakan Congo Red akan terjadi perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium yang menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan .
Beberapa protozoa dan invertebrata yang hidup bebas ada yang menggunakan permukaan tubhnya untuk megambil makanan dari medium di sekitarnya. Molekul –molekul kecil seperti asam amino diambil dari medium encer di sekitarnya dengan mekanisme transpor aktif, sedangkan molekul –molekul yang lebih besar atau partikel – partikel diambil melalui proses endositosis.
Dan pada salah satu anggota dari fillum protozoa, yaitu paramecium. Paramecium merupakan organisme dari kelas Cilliata, filum Protozoa. Paramecium dicirikan dengan adanya silia yang berfungsi sebagai alat gerak. Paramecium berhabitat di air tawar dan mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk . Untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan makanan dalam paramecium, biasanya dilakukan suatu praktikum sederhana yang diawali dengan pembuatan sediaan makanan paramecium yang berupa ragi . Selanjutnya, pada sediaan makanan ditambahkan Congo Red. Congo Red merupakan indikator Ph yang dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan Ph pada saat terjadi proses pencernaan makanan dalam vakuola makanan paramecium berdasarkan pada perubahan warna yang ditimbulkan. Congo red memiliki sifat asam dengan Ph antara 3 – 5,2. Pada Ph 5, Congo Red akan berwarna ungu dan akan berwarna biru pada Ph dibawah 3.
Pada paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan mengedarannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk.
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Dalam praktikum dengan menggunakan Congo Red akan terjadi perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium yang menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan .
Enzim-enzim pada lisosom akan
bekerja optimal pada pH sekitar 5 . Jadi ketika sediaan makanan berupa ragi dan
Congo Red masuk ke dalam vakuola makanan, keadaan vakuola makanan yang pada
awalnya bersifat basa akan berubah menjadi bersifat asam untuk mengoptimalkan
kerja enzim-enzim yang dihasilkan oleh lisosom. Setelah proses pencernaan
makanan selesai, maka vakuola makanan dan lisosom yang awalnya berfusi akan
berpisah kembali. Lisosom terpisah dari vakuola makanan dengan membawa
enzim-enzim yang tadi dibawanya. Hal ini menyebabkan suasana pada vakuola
makanan kembali menjadi basa.
Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi .
Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi .
D. LANGKAH
KERJA
Untuk Membuat
Kultur Murni Jerami
1. 2 buah gelas kimia yang berisi rendaman jerami
sebanyak 500 ml disiapkan .
2. Kemudian satu buah gelas kimia yang berisi 500 ml air rendaman jerami di panaskan.
3. Kemudian diamkan sehingga suhu turun menjadi 37ÂșC
4. Cari dengan mikroskop sekitar 20 Paramecium sp dari media air rendaman jerami yang tidak dipanaskan.
5. 20 Paramecium sp yang telah didapatkan kemudian dimasukan kedalam media (rendaman air jerami yang telah dipanaskan).
6. Tutup media rendaman air jerami dengan plastik yang diberi lubang atau dengan kain.
7. Diamkan selama 4 hari dan lakukan hal yang sama dalam jangka 4 hari selama 1 bulan.
2. Kemudian satu buah gelas kimia yang berisi 500 ml air rendaman jerami di panaskan.
3. Kemudian diamkan sehingga suhu turun menjadi 37ÂșC
4. Cari dengan mikroskop sekitar 20 Paramecium sp dari media air rendaman jerami yang tidak dipanaskan.
5. 20 Paramecium sp yang telah didapatkan kemudian dimasukan kedalam media (rendaman air jerami yang telah dipanaskan).
6. Tutup media rendaman air jerami dengan plastik yang diberi lubang atau dengan kain.
7. Diamkan selama 4 hari dan lakukan hal yang sama dalam jangka 4 hari selama 1 bulan.
Untuk
Mengamati Proses Pencernaan Makanan Paramecium
sp
1. Media
kultur murni dibuka penutupnya , kemudian teteskan air rendaman jerami dari
media kultur murni di atas kaca objek .
2. Larutan ragi yang telah dicampurkan dengan carmin di teteskan diatas tetesan air rendaman jerami dan bubuhkan sedikit serat kapas diatas tetesan kultur .
3. Tutup menggunakan Cover Glass
4. Kemudian amati proses pencernaan makanan dan siklosis dibawah mikroskop .
2. Larutan ragi yang telah dicampurkan dengan carmin di teteskan diatas tetesan air rendaman jerami dan bubuhkan sedikit serat kapas diatas tetesan kultur .
3. Tutup menggunakan Cover Glass
4. Kemudian amati proses pencernaan makanan dan siklosis dibawah mikroskop .
E. HASIL
PENGAMATAN
|
|
|
|
|
|
E. PEMBAHASAN
Untuk pembahasan pada praktikum ini dengan menggunakan tetesan
air rendaman jerami yang ditambahkan campuran ragi dan carmin ialah :
Dengan adanya campuran larutan ragi dan congo red ini memudahkan kami untuk mengetahui Paramecium sp tersebut ketika mengalami siklus makan .
Kemudian cara menangkap makanan pada paramecium sp yaitu dengan menggetarkan rambut (silianya) maka terjadi aliran air keluar masuk mulut sel , saat itulah bersamaan dengan masuknya bahan organik atau hewan uniseluler .
Pada hasil pengamatan yang kami dapatkan , arah vakuola pada Paramecium sp dimulai dengan makanan masuk kedalam sel melalui “rongga mulut’’ , lalu masuk kedalam sitostoma . Kemudian makana didorong masuk kedalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk .
Pencernaan makanan pada vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak didalam sitoplasma , yang disebut dengan gerakan siklosis. Enzim yang trlibat adalah protase , karbohidrase dan esterase yang disekresikan oleh lisosom. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absropsi. Vakuola bergerak secara siklosis berlawanan arah jarum jam .
Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi .
Dengan adanya campuran larutan ragi dan congo red ini memudahkan kami untuk mengetahui Paramecium sp tersebut ketika mengalami siklus makan .
Kemudian cara menangkap makanan pada paramecium sp yaitu dengan menggetarkan rambut (silianya) maka terjadi aliran air keluar masuk mulut sel , saat itulah bersamaan dengan masuknya bahan organik atau hewan uniseluler .
Pada hasil pengamatan yang kami dapatkan , arah vakuola pada Paramecium sp dimulai dengan makanan masuk kedalam sel melalui “rongga mulut’’ , lalu masuk kedalam sitostoma . Kemudian makana didorong masuk kedalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk .
Pencernaan makanan pada vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak didalam sitoplasma , yang disebut dengan gerakan siklosis. Enzim yang trlibat adalah protase , karbohidrase dan esterase yang disekresikan oleh lisosom. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absropsi. Vakuola bergerak secara siklosis berlawanan arah jarum jam .
Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi .
F . KESIMPULAN
Setelah
melakukan percobaan kali ini , kami dapat menyimpulkan bahwa vakuola makanan
pada paramecium sp merupakan alat
untuk melakukan proses pencernaan makanan karena spesies paramecium sp belum memiliki organ pencernaan khusus . Dan dengan
menggetarkan rambut (silianya) maka terjadi aliran air keluar masuk mulut sel ,
saat itulah bersamaan dengan masuknya bahan organik atau hewan uniseluler .
Siklus pencernaan makanan pada spesies ini ialah proses masuknya makanan (ragi)
karena adanya gerakan yang kemudian masuk ke mulut sel , proses pencernaan ,
penyerapan dan pembuangan zat-zat sisa hasil pencernaan melalui sitopage.
Dan kami pun dapat menyimpulkan bahwa vakuola makanan ini bergerak bergerak berlawanan arah jarum jam dalam proses pencernaannya.
Dan kami pun dapat menyimpulkan bahwa vakuola makanan ini bergerak bergerak berlawanan arah jarum jam dalam proses pencernaannya.
G. DAFTAR PUSTAKA
·
Soewolo. 2000.
Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : DIKTI Departemen Pendidiakan Nasional.
·
Wulangi, Kartolo
S.1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Bandung : ITB
·
Anonim, 2009. Animal
Phisiology.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar