LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PROSES RESIRASI PADA INSECTA (Liogryllus sp)
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
Fisiologi Hewan)
Di susun oleh :
Yoga gunawan 12542005
Gilang ramadan 12542003
Denis alvis saputra 12541042
Dini yulistria 12541053
Teguh pribadi 12541045
Sofi sopiah 12541039
Ahmad safari
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT
A. TUJUAN PENELITIAN
Untuk
mengamati proses pernapasan pada insecta dan menghitung perbandingan
penggunaan oksigen untuk pernapasan pada hewan insecta ‘’Jangkrik’’ jantan dan
betina.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat
:
·
Respirometer
sederhana
·
Pipet tetes
·
Stopwatch
·
Kapas
·
Timbangan eletrik
Bahan
:
·
2 ekor Jangkrik
jantan dan betina
·
KOH
·
Larutan Metilen
blue
·
Vaselin
C. DASAR TEORI
Pernapasan mutlak diperlukan
makhluk hidup agar dapat tetap hidup. Istilah pernafasan sering diartikan sama
dengan respirasi, sebenarnya istilah tersebut secara harfiah berbeda.
Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan
menghembuskan nafas, atau memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh
dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan
respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan
makanan) di dalam sel guna memperoleh energi. Pada hewan – hewan tingkat tinggi
terdapat alat untuk proses pernafasan, yakni berupa paru – paru, insang atau
trakea, sementara pada hewan – hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses
pertukaran udara tersebut dilakukan secara langsung dengan difusi melalui permukaan
sel – sel tubuhnya.
Ditinjau dari kebutuhannya akan
oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi respirasi
aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan
oksigen bebas untuk mendapatkan energi dan respirasi anaerob atau biasa disebut
dengan proses fermentasi yaitu respirasi yang tidak menggunakan oksigen namun
bahan bakunya adalah seperti karbohidrat, asam lemak, asam amino sehingga hasil
respirasi berupa karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP
Ada 2 macam pernapasan yaitu pernapasan eksternal (luar) dan internal
(dalam).Pernapasan eksternal meliputi proses pengambilan O2 dan
pengeluaran CO2 dan uap air antara organisme dengan lingkungan.
Sedangkan pengeluaran internal atau seluler terjadi di dalam sel (sitoplasma
dan mitokondria).[1][1]
Secara sederhana reaksi kimia yang terjadi dalam pernapasan dapat
ditulis sebagai
berikut :
C6H12 + O2(gas) à CO2(gas) + H2O + energi
Klasifikasi
Kelas Insekta dan Hewan Jangkrik
Berikut klasifikasi hewan jangkrik secara rinci:
KLASIFIKASI
JANGKRIK
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Orthoptea
Famili : Gryllidae
Genus : Liogryllus
Spesies : Liogryllus Sp.
Pernapasan pada
Insekta
Sistem pernapasan hewan salah
satunya pada serangga (insect) berupa
sistem pembuluh trakea. Trakea
merupakan tabung udara atau pembuluh udara yang bercabang-cabang (trakeola) menjadi pembuluh-pembuluh
udara yang halus ke seluruh bagian tubuh hingga percabangan terakhir (±0,1
nanometer) tenggelam ke membran sel tubuh. Pada hewan insekta, spirakel pada
segmen pertama dan ketiga masing-masing terdapat satu pasang pada tiap sisi
toraks (dada) dan delapan pasang lainnya terdapat pada abdomen. Spirakel
dilindungi oleh bulu-bulu halus yang berfungsi menahan debu dan benda asing
pada saat sebelum udara masuk memasuki trakea. Selain itu, spirakel juga
dilindungi oleh katup yang dikontrol oleh otot sehingga dapat membuka dan
menutup.
Mekanisme Sistem Pembuluh Trakhea
Udara keluar-masuk melalui lubang-lubang pernapasan pada eksoskeleton yang
disebut stigma atau spirakel
kemudian masuk ke trakea. Jika otot
berkontraksi, spirakel terbuka dan trakea mengembang sehingga udara dari luar
masuk ke dalam trakea. Dari trakea udara masuk ke trakeola, kemudian ke seluruh
tubuh dan akhirnya sampai ke membran sel dan oksigen akan berdifusi.[2][3] Oksigen
larut dalam cairan pada trakeolus kemudian berdifusi ke dalam sel sel
terdekatnya. Selain itu hasil respirasi yang berupa karbondioksida juga
dikeluarkan melalui sistem trakea pada saat otot berelaksasi, sehingga trakea
mengempis dan udara keluar melalui spirakel. Dengan mekanisme sistem pernapasan
tersebut oksigen maupun karbondioksida tidak diedarkan oleh darah melainkan
pembuluh trakea. Oleh karenanya pembuluh darah pada hewan insekta hanya
digunakan untuk mengedarkan sari-sari makanan dan hormon saja.
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan dan bersihkan respirometer
2.
Bungkuslah 2-3 buah
kristal KOH dengan kapas dan masukan ke dalam tabung respirometer.
3.
Timbang tabung yang
telah berisi kapas dan KOH.
4.
Kemudian masukan
serangga ‘’Jantan
atau Betina’’ pada tabung
respirometer , dan timbang kembali.
5.
Tutup dengan
pasangannya dan olesi dengan vaselin.
6.
Tetesi ujung pipa
respirometer dengan Larutan Metilen Blue secukupnya.
7.
Amati gerakan
tetesan Larutan Metilen Blue selama 2 kali 10 menit.
8. Lakukan langkah 1 sampai 7 dengan berbeda jenis kelamin
Jangkrik untuk mengetahui perbandingan
penggunaan oksigen dalam proses respirasinya .
E. HASIL PENGAMATAN
TABEL
PENGAMATAN JANGKRIK JANTAN
JENIS KELAMIN
|
BERAT AWAL
|
BERAT AKHIR
|
WAKTU
|
KECEPATAN/ML
|
JANTAN
|
22,25
|
22,63
|
10 menit (1)
|
1,1 ml
|
10 menit (2)
|
1,9 ml
|
|||
RATA-RATA
|
1,5 ml
|
Berat akhir – Berat awal = 22,63 - 22,25 = 0,38 gram
Rata-rata kecepatan per ml = 1,5 ml
Konsumsi O2 = .... gr / 10
menit / .... ml
= 0,38 gram / 10 menit / 1,5 ml
= 0,025 gram/menit/ml
= 0,38 gram / 10 menit / 1,5 ml
= 0,025 gram/menit/ml
TABEL PENGAMATAN JANGKRIK BETINA
JENIS KELAMIN
|
BERAT AWAL
|
BERAT AKHIR
|
WAKTU
|
KECEPATAN/ML
|
BETINA
|
22,23
|
22,85
|
10 menit (1)
|
2,2 ml
|
10 menit (2)
|
1,3 ml
|
|||
RATA-RATA
|
1,75 ml
|
Berat akhir –
Berat awal = 22,85 - 22,23 = 0,53 gram
Rata-rata kecepatan per ml = 1,175 ml
Rata-rata kecepatan per ml = 1,175 ml
Konsumsi O2 = .... gr / 10
menit / .... ml
= 0,53 gram / 10 menit / 1,175ml
= 0,030 gram/menit/ml
= 0,53 gram / 10 menit / 1,175ml
= 0,030 gram/menit/ml
E. PEMBAHASAN
Untuk
pembahasan pada praktikum ini dengan menggunakan 2 ekor jangkrik yang berbeda
jenis kelamin ialah :
Pada praktikum ini menggunakan alat-alat sebagai berikut
:
Fungsi Respirometer
Alat yang digunakan dalam
mengukur kecepatan pernapasan dipercobaan kali ini adalah
respirometer sederhana. Respirometer adalah alat yang dapat
digunakan untuk mengukur
kecepatan
pernapasan beberapa hewan kecil seperti serangga. Prinsip kerja alat ini adalah
bekerja atas suatu prinsip
yaitu jika dalam pernafasan terdapat oksigen (O2)
yang
dinutuhkan organisme tentu ada karbondioksida (CO2) yang
dikeluarkan olehnya.
Apabila
organisme yang hidup dan bernapas itu dimasukkan dalam ruang tertutup dan
karbondioksida yang dikeluarkan
oleh organisme dalam ruang tertutup itu
diikat dalam hal
ini dengan kristal eosin, maka udara akan menyusut.
Selanjutnya, kecepatan penyusutan
udara dalam ruang itu dapat di amati pada pipa kapiler berskala.
Fungsi Laruta KOH
Penggunaan Kristal KOH pada
percobaan ini berfungsi sebagai pengikat gas CO2 :
1.
Agar tekanan dalam respirometer menurun.
Jika tidak diikat maka tekanan parsial
gas
dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa bergerak. Akibatnya volume oksigen
yang dihirup serangga tidak
bisa diukur.
2. Agar organisme (jangkrik) tidak menghirup CO2 yang
dikeluarkan setelah jangkrik
bernapas
dan pergerakan larutan eosin/tinta benar-benar hanya disebabkan oleh
konsumsi oksigen Kristal KOH/NaOH dapat
mengikat CO2 karena bersifat
higroskopis.
Apabila dalam tabung repirometer
tidak terdapat zat pengikat karbondioksida, maka
karbondioksida akan bercampur dengan oksigen dan gas lainnya.
Sehingga lama-kelamaan
udara
didominasi oleh karbondioksida. Hal itu akan menyebabkan jangkrik memiliki
frekuensi respirasi yang cepat dan
eosin tidak bergerak seiring jangkrik bernapas.
Selain itu KOH akan bersifat panas, sehingga harus dibungkus dengan kapas.
Berikut reaksi kimia antara KOH
dapat berikatan dengan CO2, yaitu:
KOH(solid) + CO2(gas)
→ KHCO3(solid)
KHCO3(solid) + KOH(solid)
→ K2CO3(solid) + H2O(liquid)
Fungsi Larutan Metilen blue
Larutan metilen blue berfungsi
sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme (jangkrik) pada
repirometer sederhana. Larutan eosin akan selalu bergerak mendekati botol
respirometer sederhana karena organisme dalam percobaan (jangkrik) dalam
respirometer dapat menghirup udara O2 dan CO2 yang
dikeluarkan telah diikat oleh KOH sehingga larutan eosin yang berwarna dapat
bergerak melalui pipa sederhana. Dari pergerakan eosin dapat diketahui volume
dari udara yang diserap oleh jangkrik per satuan waktu.
Faktor yang Mempengaruhi Volume Respirasi
Setiap mahlik hidup memiliki
volume udara untuk inspirasi yang berbeda-beda sesuai kebutuhan yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam maupun luar tubuh diantaranya didapat
dari beberapa sumber yaitu :
1 . Berat tubuh, semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak oksigenyang
dibutuhkan karena memiliki aktivitas dalam tubuh yang lebih ekstra dan
sebaliknya bagi
hewan yang lebih kecil.
2 . Ukuran tubuh, semakin besar ukuran tubuh maka keperluan oksigen semakin banyak.
Selain
karena itu, luas permukaan dan bagian tubuh pada organisme semakin lebar
sehingga oksigen yang dibutuhkan juga menyesuaikan.
3 . Kadar O2, Bila kadar oksigen rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat atau
proses menghirup lebih rentan/cepat sebagai kompensasi untuk meningkatkan
pengambilan oksigen. Sebaliknya bila kadar oksigen dalam udara tinggi maka
respirasi
akan terbilang tenang dengan frekuensi normal atau lamban sesuai
kondisi kesehatan
tubuh organisme.
4 . Aktivitas, organisme yang melakukan aktivitas membutuhkan energi. Sehingga, semakin
tinggi dan berat aktivitasnya, maka semakin banyak kebutuhan energinya untuk
diolah
menjadi tenaga,akibatnya pernafasannya semakin cepat.
5 . Habitat yang ditempati atau faktor lingkungan, sebenarnya juga berhubungan
dengan
kadar O2 dan proses aktivitas organ dalam tubuh. Sebagai contoh habitat organisme atau
makhluk hidup itu sendiri berada di daerah yang panas, sejuk, dingin, dataran
tinggi atau
rendah, udara, darat, maupun air.
Untuk konsumsi oksigen pada kedua jangkrik :
1. Jangkrik Jantan
Pada
jangkrik jantan , berat awal saat penimbangan tabung dengan kapas = 22,25 gram
.Kemudian setelah dimasukan jangkrik jantan , beratnya menjadi = 22,63 gram sehingga
memiliki skala perbedaan = 0,38 gram. Dalam 10 menit pertama , jangkrik jantan
pada pengamatam di pipa berskala respirometer menempuh sebanyak 1,1 ml
sedangkan pada 10 menit ke 2 ialah 1,9 ml sehingga dapat dirata ratakan menjadi
: 1,5 ml .
Kemudian untuk konsumsi oksigen pada jangkrik jantan
adalah sebesar : 0,025 gram/menit/ml
2. Jangkrik Betina
Pada jangkrik
betina , berat awal saat penimbangan tabung dengan kapas = 22,32 gram .Kemudian
setelah dimasukan jangkrik betina , beratnya menjadi = 22,85 gram sehingga
memiliki skala perbedaan = 0,53 gram. Dalam 10 menit pertama , jangkrik jantan
pada pengamatam di pipa berskala respirometer menempuh sebanyak 2,2 ml sedangkan
pada 10 menit ke 2 ialah 1,3 ml sehingga dapat dirata ratakan menjadi : 1,75 ml
.
Kemudian untuk konsumsi oksigen pada jangkrik jantan
adalah sebesar ; 0,030 gram/menit/ml
Dan jika
kita amati konsumsi oksigen jantan lebih sedikit dibandingkan dengan jangkrik
betina . Hal ini dikarenakan berat badan jangkrik betina lebih besar
dibandingkan jangkrik jantan sehingga mengakibatkan konsumsi oksigen jangkrik
betina lebih banyak .
F . KESIMPULAN
Setelah
melakukan penelitian kali ini , kami dapat menyimpulkan bahwa :
1.
Semua organisme
yang hidup membutuhkan respirasi walaupun tidak semua jenis memiliki sistem dan
alat respirasi yang sama.
2. Proses pernapasan
yakni menguraikan makanan dengan oksigen menghasilkan gas karbondioksida, uap
air, dan enregi (C6H12 + O2 à CO2 +
H2O + energi).
3. Kebutuhan oksigen pada jangkrik dipengaruhi oleh beberapa faktor ,
namun faktor yang paling terlihat adalah berat badan / ukuran tubuh jangkrik .
Hal ini terbukti dari hasil pengamatan pada jangkrik betina yang memiliki
kebutuhan oksigen lebih banyak daripada jantan , karena betina memiliki berat
badan / ukuran tubuh yang besar .
G . DAFTAR PUSTAKA
·
Anonim. 2009. Respirasi. http://id.wikipedia.org/wiki/respirasi
·
Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologi
SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta : Esis
LAMPIRAN FOTO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar